Beberapa Perguruan Silat yang berpusat dan berasal dari Madiun dan sekitarnya
Persaudaraan
Setia Hati, perguruan yang diturunkan dari Persaudaraan Sedulur Tunggal
Kecer yang didirikan oleh Ki Ngabehi Suro Diwiryo dan menurunkan banyak
perguruan silat seperti PSHT, SH Winongo, SH Putih. Pusat perguruan ini
berdomisili di Madiun, Jawa Timur.
Persaudaraan
Rasa Tunggal, Pencak Silat dan Tenaga Dalam. Didirikan oleh RM. Sutadi
Rakhanta pada tahun 1972 berpusat di Kota Madiun Jawa TImur. Menekankan
pada prinsip budi luhur dan mencari ridho dan keslamatan dari Allah SWT.
Saat ini mempunyai Anggota dan Warga di seluruh Indonesia.
Ikatan Keluarga Silat (IKS) Pro Patria
SEJARAH
Terlahir
dari pembelaan terhadap kaum yang lemah, membuat seorang pemuda
bernama Victor Lie Kuang Hwa (Koh Hwa) lahir di Pamekasan Madura tanggal
10 Mei 1938 memutuskan untuk mendirikan perguruan yang bernama Ikatan
Keluarga Kuntauw Pro Patria. Pada suata mula Koh Hwa sedang berjalan di
tengah keramaian kota lalu beliau melihat seorang kaum yang lemah
ditindas oleh seorang pemuda yang sedang mabuk berat dan Koh Hwa pun
berniat untuk menolong kaum tersebut dan secara tidak sengaja Koh Hwa
refleks menghadapi pemuda yang sedang mabuk tersebut, Koh Hwa pun
mengeluarkan ilmunya yang secara turun temurun oleh keluarganya. Di awal
kejadian tersebut banyak penduduk yang minta di ajarkan kung fu oleh
Koh Hwa, Koh Hwa sendiripun sudah berlatih kung fu sejak 12 tahun yang
dilatih oleh ayahnya sendiri bernama Lie Gun Yin, adalah seorang
pendekar kungfu aliran shaolin. Lie Gun Yin adalah putra dari Lie Chen
Ciao alias Lai Yun Chiu, salah seorang dari “10 Harimau
Kwantung/Kanton” seangkatan dengan Wong Kei Ying, ayah Wong Fei Hung.
Koh Hwa pun mulai mengajar kung fu mulai tahun 1963 sampai tahun 1970 di
rumahnya sendiri di jalan Trunojoyo no 10 Madiun.
Pada awal tahun
1971, para murid yang merasakan manfaatnya dan masih setia mengkuti
latihan berupaya mendesak Koh Hwa untuk mendirikan suatu perguruan yang
resmi. Maka pada tanggal 28 oktober 1971 di Madiun didirikanlah
perguruan yang bernama “Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria”. Pro Patria
sendiri yang berarti “Untuk Tanah Air (Indonesia)”. Agar dapat lebih
mengembangkan perguruan, diusahakanlah untuk bergabung dengan salah satu
induk organisasi bela diri yang ada. Warna bela diri yang hampir mirip
dengan Pro Patria adalah pencak silat (pada saat itu belum ada Persatuan
Wushu Indonesia). Akhirnya Pro Patria bergabung dengan IPSI (Ikatan
Pencak Silat Indonesia) cabang Madiun. Untuk dapat diterima menjadi
anggota IPSI, nama “Kuntauw” diubah menjadi “Silat”, tanpa mengubah
hakikat ilmu beladiri yang harus dikaji anggotanya. Akhirnya, Pro Patria
resmi menjadi anggota IPSI cabang Madiun pada tanggal 11 Juni 1975,
dengan nama “Ikatan Keluarga Silat Pro Patria”. Koh Hwa selalu
berpegang pada falsafah RNg. Ronggowarsito: Sabar, tawakal, eling,
narimo, lan waspada
FILOSOFI DAN ILMU
Ilmu
silat terbagi dalam dua golongan yaitu : Nui Kung dan Way Kung. Nui
Kung adalah ilmu silat yang menggunakan 10% tenaga dan 90% kelembutan.
Ilmu ini cocok dengan orang yang bertubuh kecil dan lemah, karena mereka
mempunyai kelincahan, ulet dan kecerdasan. Way Kung adalah ilmu silat
yang menggunakan kekerasan, tetapi hal tersebut tidak mutlak, karena
ilmu silat ini juga menjadi bagian dari ilmu kelembutan sebagai
induknya. Pada Way Kung terdapat 70% kekerasan dan 30% kelembutan.
Pedoman pesilat aliran Way Kung adalah keras lawan keras, karena bukan
saja tenaga mereka besar, namun tulangnya pun keras bagai besi dan
ototnya besar kelihatan nyata. Para pesilat Way Kung umumnya adalah
orang yang bertubuh kuat dan tinggi besar. Nui Kung tingkatannya lebih
tinggi dari pada Way Kung, karena merupakan penghalusan atau
penyempurnaan dari Way Kung.
Ilmu silat Kung Fu dibagi menjadi dua
aliran besar, aliran Utara yang berkembang di utara sungai Jang Ciang,
dan aliran Selatan yang berkembang di selatan sungai Jang Ciang. Ilmu
silat aliran utara lebih mengutamakan kaki sebagai jurus andalan, dan
aliran selatan lebih mengandalkan jurus-jurus tangan. Tetapi tidak
berarti jurus tendangan kaki aliran selatan kalah mutunya dibanding
aliran utara, dan sebaliknya. Pada aliran selatan ada beberapa yang
mengutamakan jurus tendangan, dan pada aliran utara juga ada yang
mengutamakan permainan tangan.
Ilmu beladiri Pro Patria disusun
secara ilmiah dan memperhatikan kepraktisan dengan bersendi pada Kungfu
(hasil dari latihan yang serius dan tekun). Ilmu yang diajarkan telah
diramu sedemikian rupa sehingga merupakan perpaduan Kungfu Utara dan
Kungfu Selatan. Berbagai latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih
empat aspek penting yaitu: Bela Diri (melindungi diri dan orang lain
yang membutuhkan), Olah Raga (untuk kesehatan dan kebugaran), Seni
(untuk keindahan gerak yang terpadu dan dihayati benar-benar), dan
Mental (ketekunan, kesabaran, ketenangan, keuletan dan kebijaksanaan).
Sejalan dengan bertambahnya usia perguruan ini dan menyesuaikan
kebutuhan warganya, PRO PATRIA pun terus berkembang. Bagi PRO PATRIA,
bela diri tidak lagi hanya bermakna kemampuan membela diri seperti
mengelak, menangkis, dan jika perlu membalas serangan lawan, tetapi juga
membela diri secara utuh seperti kemampuan menangkal penyakit dan atau
penyembuhannya. Ilmu pernafasan yang sejak awal diberikan ke pada
warganya adalah salah satu contoh ilmu pernafasan yang dimiliki PRO
PATRIA yang mampu memelihara diri mereka dari berbagai serangan dari
luar dirinya. Berbagai hasil latihan telah dirasakan oleh banyak warga,
dari penyembuhan sakit sesak nafas, migrain, rematik, gangguan tekanan
darah, dan masih banyak lagi.Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali
penggemar ilmu silat yang tidak dapat mencapai cita-citanya menjadi
benar-benar memiliki kemahiran ilmu silat karena cara pandang yang tidak
benar. Mereka cuma mengejar status tingkatan yang tinggi dan ijasah,
sehingga berlatih hanya sekedar untuk memenuhi target nilai ujian saja.
Tinggi-rendahnya kepandaian ilmu silat seseorang tergantung pada masak
tidaknya inti-inti ilmu silatnya. Apa tingkatannya dan macam apa ilmu
silat yang telah dipelajarinya tidak menjadi prinsip. Ada peribahasa
dalam persilatan bahwa untuk menjadi ahli silat yang tangguh perlu
memiliki: pertama keberanian, kedua kekuatan, dan ketiga jurus-jurus
yang masak inti-intinya. I Tan, Êr Li, San Kung Fu.
JURUS-JURUS KUNGFU PRO PATRIA
Walaupun
dalam Pro Patria warna utama jurusnya adalah Harimau, seperti
ditunjukkan dalam lambangnya, tetapi juga dipelajari berbagai warna
jurus binatang:
Jurus Harimau (Hu) – menekankan kekuatan pukulan dan tendangan, dapat menghindar sambil menyerang ke seluruh tubuh lawan.
Jurus Kera (Hou ce’) – menekankan kelincahan gerak, penggunaan akal
dalam kondisi apapun, bisa menjatuhkan lawan menggunakan kekuatan lawan
sendiri.
Jurus Macan Tutul (Pa) – tidak terlalu mengutamakan
kekokohan fisik tapi kegesitan, pukulan dan tendangan mengarah ke tubuh
lawan dengan lebih spesifik.
Jurus Naga (Lung) – lebih banyak menggeliat dan mematuk dengan kuat, menonjolkan sifat kejantanan.
Jurus Ular (Coa) – mengutamakan olah pernapasan, sehingga walau awalnya
tampak lemah begitu mendapat sasaran tepat akan berakibat fatal. Lebih
banyak menampilkan kelenturan.
Jurus Bangau (Hoo) –
mengutamakan ketenangan dan kewaspadaan, walau gerak tampak lamban tapi
pada saat yang tepat serangan dapat dilakukan dengan cepat dan
tiba-tiba.
Jurus Belalang (Thang lang) – mengandalkan kegesitan, gerak tangan dan kaki bisa serempak, dan kuda-kuda kokoh.
Latihan
di Pro Patria dibagi dalam berbagai tingkatan-tingkatan yang disebut
tingkat perintis. Secara keseluruhan tingkatan latihan dalam Pro Patria
yaitu :
1. Program Perintis I : Sabuk Putih, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien (Jurus panjang), Toan Ta (jurus pendek) Tui Fa (jurus tendangan) Perintis 1 dan Hwa Jien Pro Patria
2. Program Perintis II : Sabuk Kuning, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien,Toan Ta dan Tui Fa Perintis 2 dan Panca Tunggal 1 (U Sien Jien/Wu Xing Chuan
3. Program Perintis III : Sabuk Hijau Muda, 6 bulan.
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 3 dan Panca Tunggal 2
4. Program Perintis IV : Sabuk Hijau Tua, 6 bulan
Materi : Hwa Jien, Toan Ta dan Tui Fa Perintis 4 dan Panca Tunggal 3.
5. Program Pendekar Muda : Sabuk Biru
Materi
: Meng Hu Sia San Jien (Jurus Harimau Galak Turun Gunung) Meng Hu Juk
Tong Jien (Jurus Harimau Galak Keluar Sarang) Jurus Pisau Tunggal dan
berpasangan Meng Hu Twee Ta (Jurus harimau galak – berpasangan) 4 Naga
tanah.
6. Pendekar Muda : Sabuk Coklat.
7. Pendekar : Sabuk Hitam.
Selain
sabuk tersebut diatas, juga ada sabuk berwarna merah, yang dikenal
sebagai sabuk warga. Sabuk ini digunakan bila ada acara diluar latihan
rutin, seperti acara demo, long march, dll. Lama waktu dari
masing-masing tingkatan Perintis yaitu 6 bulan, sedangkan pada program
pendekar muda dan seterusnya tergantung penilaian dari Dewan Pendekar,
biasanya masing-masing paling tidak 4 tahun. Ada juga materi tersebut
diatas, juga diajarkan jurus Lou Han, Jang Jien (Chang Quan) tradisional
(berbeda dengan Wushu), T’ai Chi Chuan, Bagua, Xing Yi, Baduanjin/Pa
Twan Cing (8 helai sutra) dan lain-lain.
sumber: tommyandjar.wordpress.com/2013/01/09/semua-tentang-iks-pro-patria/
Perguruan IKS-PI Kera Sakti
Perguruan
IKS PI Kera Sakti yang berpusat di Madiun Jawa Timur ini merupakan
perguruan beladiri beraliran kung fu untuk gerakan beladirinya tetapi
untuk kerohaniannya lebih cenderung ke Banten dan ulama Jawa. Berdiri
pada tanggal 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan
Lor, Kecamatan Mangunharjo, Kodya Madiun oleh bapak R Totong Kiemdarto
dengan gerakan beladiri kung fu aliran utara dan selatan yang
dipelajarinya dari pendekar aliran kung fu China yang ada di Indonesia.
Adapun
nama dari perguruan ini semula adalah IKS PI (Ikatan Keluarga Silat
"Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama
tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat
maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan
yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu
selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus
secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS
PI Kera Sakti.
Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20
Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia
mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan
fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan
nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir
maupun batin dan berjiwa pancasila.
Pada mulanya perguruan ini
hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi
pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan
ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma
Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain
yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar
Madiun.
Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini adalah sebuah
Perguruan yang mengajarkan KUNG – FU atau KUNTAUW ( Istilah Bhs.
Hokkian yang populer di Indonesia ), yaitu seni bela diri tradisional
rakyat China dari DARATAN TIONGKOK, dan mengajarkan JURUS KERA ALIRAN
SELATAN & UTARA atau dalam istilah Chinanya disebut NAN PIE HO JIEN (
Bhs. Nasional ) atau LAM PAK KAUW KUN ( Bhs. Hokkian ).
Pertama
kalinya Perguruan ini didirikan di MADIUN, pada tanggal 15 Januari 1980
dengan Izin P & K Madiun Nomor : 183/II04.3/L.4/80/SK. Adapun
PENDIRI Perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini yaitu R. TOTONG KIEMDARTO,
Putra dari Bp. RM. SENTARDI dan Ny. OEY KIEM LIAN NIO.
Aslinya
Perguruan ini hanya bernama IKATAN KELUARGA SILAT ( Disingkat IKS ) ”
PUTRA INDONESIA ”, yang maksudnya IKS = Berpengharapan supaya siswa dan
siswinya yang latihan di perguruan menjadi suatu keluarga melalui seni
beladiri dalam arti persaudaraan.
Adapun PUTRA INDONESIA maksudnya
adalah meskipun Kung-Fu dari Perguruan ini merupakan kebudayaan asing /
barang import akan tetapi organisasi yang menjadi wadahnya didirikan di
Indonesia.
Sekitar Tahun 1983, perguruan ini diberi TAMBAHAN NAMA
BARU dibelakang IKS.PI yaitu KERA SAKTI, maksudnya = karena perguruan
ini mengajarkan Jurus/ Kung-Fu Kera. Tetapi sebenarnya masalahnya adalah
karena murid – murid dari perguruan ini lebih dikenal dimasyarakat luar
bukan sebagai murid perguruan IKS,PI tetapi murid dari perguruan kera.
Bahkan banyak yang salah menafsirkan dengan menyebut murid – murid
IKS.PI dalam pengertian yang lain. Jadi penambahan nama itu hanya
berfungsi untuk MEMUDAHKAN PENGENALAN dan TERDENGAR LEBIH MENGENA,
sesuai dengan bentuk dari perguruannya sendiri.
Nama
Kera Sakti itu sendiri diambil dari Nama SUN GO KONG / KAUW CE THIAN (
Artinya KERA SAKTI ), yaitu Raja Kera dari Gunung HWA KO SAN didalam
Legenda Tiongkok Kuno yang terkenal cerdik, perkasa dan pernah mengacau
Kahyangan / Langit ( Cerita tentang SEE YU / SUN GO KONG ini pernah
disalin dalam cerita serial Bahasa Jawa di Majalah Jayabaya yang
berjudul SANG PRAJAKA/ SERAT PANGRUWATING BAPA KISTA ).
Diatas
sudah dikatakan bahwa perguruan ini dari aliran NAN PIE HO JIEN artinya
NAN = Selatan, PEI = Utara, HO = Kera, JIEN = Jurus / Kung – Fu.
Maksudnya adalah Perguruan ini mengajarkan Kung-Fu dari Jenis Jurus Kera
yang mengkombinasikan Tinju Selatan dan Tendangan Utara sebagai kiblat
gayanya.
Menyinggung soal jenis gerakan Jurus pada Kung fu itu
sendiri, terdiri dari bermacam – macam jenis : Kung-Fu Kera, Bangau,
Harimau, Thay Kek Kun dsb, demikian juga tentang perguruan – perguruan
yang mengajarkan jurus – jurus tersebut diatas, banyak sekali macamnya
di Tiongkok seperti Perguruan Shaolin Pay, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay,
dsb, mengenai Jurus Kera itu sendiri , meskipun terdapat gerakan –
gerakan yang aneh dan lucu ( pada pelajaran tk. Menengah dan lanjutan )
tetapi sesungguhnya mengandung serangan yang membahayakan, penuh tipu
muslihat, curang dan kejam sesuai dengan sifat binatang kera itu
sendiri, sehingga mampu bertanding dalam segala posisi ( Main bawah,
main atas , bantingan dsb ). Untuk itu bagi para siswa yang ingin
mempelajari sampai sempurna harus mempunyai PHISIK YANG KUAT, GESIT DAN
LENTUR, karena Kung-Fu yang asli sesungguhnya mempunyai hubungan erat
dengan AKROBAT.
Sedangkan TINJU SELATAN itu maksudnya adalah Gaya
Silat dari Daerah PROPINSI HOKKIAN yang mengutamakan permainan tangan,
bantingan , main bawah. Hal ini terjadi karena pada umumnya penduduk
didaerah Hokkian hidupnya didataran rendah dan bekerja sebagai petani
atau nelayan, yang lebih mengutamakan fungsi tangan daripada kakinya,
biasanya Jago – jago Kung-Fu dari daerah ini mempunyai TANGAN YANG KERAS
dan KUDA – KUDA KAKI YANG KOKOH.
Kalau TENDANGAN UTARA itu
maksudnya adalah gaya silat dari daerah Propinsi Shantung, yang
mengutamakan tendangan tinggi dan meloncat. Hal ini menjadi kebalikan
dari daerah Selatan, sebab penduduk di Shantung hidup didataran tinggi /
pegunungan sehingga kaki memegang peranan penting. Jago – jago silat
dari daerah tersebut pada umumnya memiliki TENDANGAN YANG TINGGI, LINCAH
DAN KAKINYA LEMAS / LENTUR SEPERTI KARET, yang bisa diputar atau
ditekuk untuk mendesak lawan dengan tendangan.
Berhubung kedua
macam Gaya Silat ini menjadi Kiblat hampir semua perguruan kungfu di
Tiongkok , dan masing – masing mempunyai keistimewaan sendiri – sendiri,
maka Perguruan IKS.PI KERA SAKTI berusaha menggabungkan kedua gaya itu
dalam jurus – jurusnya, contoh : dalam Jurus Kera perguruan ini ada
Tendangan Melingkar Diudara ( THIAN SAO ), tetapi ada juga
Tendangan Melingkar Dibawah ( SIANG HO SAO ), yang pertama merupakan
ciri gaya Shantung dan yang kedua adalah gaya dari Hokkian.
Sesungguhnya belajar Kung – Fu ( KUN ) itu tidak gampang masalahnya :
1. Sifatnya tertutup ( Jarang disebarkan untuk umum )
2. Menjadi Monopoli Bangsa China yang hanya diajarkan untuk keluarga, famili atau teman dekat .
3. Jumlah Murid yang dibatasi.
4. Murid yang baru berlatih langsung diberi latihan – latihan yang berat sehingga jarang ada yang melanjutkan.
5.
Banyak yang dibawa pemiliknya keliang kubur, tanpa meninggalkan ahli
waris dan catatan untuk generasi yang akan datang.
Untuk
itu dengan cita-cita agar Kung-Fu TIDAK PUNAH, maka R. TOTONG KIEMDARTO
memberanikan diri untuk mengenalkannya kepada masyarakat dengan bekal
yang pernah didapatnya dari SUHU_SUHU KUNTAUW yang pernah membimbingnya
tentang Kung-Fu.
Hanya saja karena zaman sudah berbeda, maka
pelajaran Kung-Fu yang diajarkan kepada masyarakat diadakan PERUBAHAN
atau PENAMBAHAN YANG DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN dan SELERA
MASSA walaupun TEKNIK-TEKNIK KUNG-FU BAGIAN INTI YANG ASLI TIDAK
DITINGGALKAN.
Demikian juga sebagai salah satu Perguruan Kung-Fu
yang sudah modern, maka Perguruan IKS.PI Kera Sakti mengadakan pula
TINGKATAN DALAM PELAJARAN, mengingat BAKAT dan KECERDASAN YANG
BERBEDA-BEDA DARI TIAP SISEANYA, yaitu TINGKAT DASAR I, TINGKAT DASAR
II, TINGKAT WARGA, TINGKAT PENDEKAR DAN TINGKAT DEWAN GURU atau istilah
lain TINGKAT DASAR, MENENGAH dan LANJUTAN yang masing-masing ditandai
dengan SABUK HITAM, KUNING, BIRU, MERAH dan MERAH STRIP KUNING EMAS.
Karena
ada Tingkatan, maka tentu saja ada UJIAN KENAIKAN TINGKAT BAIK PHYSIK
maupun MENTAL, yang bertujuan MENGEVALUASI DAN MENGETAHUI SAMPAI DIMANA
SEORANG SISWA ITU MENDALAMI ILMU YANG DITERIMANYA, dan setiap Akhir
Ujian selalu ditutup dengan UPACARA PENGESAHAN. Apabila dinyatakan lulus
dan telah disyahkan sebagai WARGA IKS.PI KERA SAKTI, maka Siswa
tersebut berhak memakai SERAGAM KEBESARAN (SAKRAL) IKS.PI KERA SAKTI,
dan boleh mendirikan Cabang atau Ranting – ranting tempat latihan dimana
saja dibawah naungan PUSAT PERGURUAN, atau istilahnya siswa tersebut
sudah boleh TURUN GUNUNG.
Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
Tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan 6 bulan;
Tingkat dasar II sabuk kuning sengan lama latihan 6 bulan;
Warga tingkat I sabuk biru dengan lana latihan 1 tahun;
Warga tingkat II sabuk merah;
Warga tingkat III sabuk merah strip emas.
I. Tingkat Dasar I Sabuk Hitam
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati 3 tahapan penting di dalam latihan, yaitu:
tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar prguruan);
tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
tingkatan akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke tingkat dasar II).
Materi
yang diberikan pada tingkat dasar I sabuk hitam antara lain teknik
senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik
dasar pernafasan Chi Kung serta teknik dasar pengembangan jurus.
II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar lanjutan perguruan);
tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat I.
Materi
yang diberikan adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar
pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan serta teknik dasar
pengembangan jurus.
III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
tingkatan awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan perguruan yang lebih rumit);
tingkkatan menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan kombinasi);
tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat II.
Materi
yang diberikan pada Warga tingkat I Sabuk Biru adalah teknik senam
pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar
pernafasan, teknik dasar pengembangan jurus.
IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk
latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan,
kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan
untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh
diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada
umum alias dirahasiakan.
V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk
latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan
dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun
kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat
ini juga dirahasiakan.
sumber:
literatursejarah.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-perguruan-ikatan-kera-sakti.html
ikspiksmukomuko.weebly.com/sejarah-perguruan.html
"sejarah singkat berdirinya Keluaga Pesilatan Ki Ageng Pandan Alas"
Madiun,
antara 1968-1972 , di mana saat itu banyak terjadi gejolak yang
mempengaruhi keadaan kota madiun saat itu, bersamaan dengan itu banyak
perguruan persilatan lahir dan memprakarsai berdirinya
perguruan-perguruan baru, saat itu seorang Mantan (pensiunan) Anggota
AURI (angkatan Republik Indonesia) Bp Kustari Ady Andaya yang memiliki
ilmu olah raga dalam bidang Persilatan pun merasa memiliki peluang besar
untuk mendirikan sebuah perguan/persilatan, namun persilatan yang ia
dirikan adalah berbeda dengan yang lain…
di awali latihan di
halaman Sekitar halaman kodim Madiun, dan baru memiliki beberapa anggota
namun saat itu belum memiliki nama untuk persilatan ini. seorang
Kustari adi andaya yang terinspirasi dengan seorang tokoh golongan Putih
yang Hidup saat zaman kerjaan Demak (pada saat pemerintahan sultan
tenggrono) Yaitu Ki Ageng Pandan Alas (lihat Buku Naga sastra Sabuk
Inten) yang memiliki sifat ya amat Luhur. Ki Ageng pandan Alas dalam
menaklukan /menyadarkan musuh-musuhnya tidak menggunakan kekerasan,
melainkan dengan Dandanggulo(dalam bahasa jawa ) yang berarti
Petuah-petuah atau nasehat yang dapat menyentuh hati baik dari kawan
ataupun lawan. sehingga para musuh-musuhnya sadar.
akhirnya nama
Ki ageng Pandan Alas Di Ambil sebagai Nama Keluarga Persilatan Ini.
dengan di bantu beberapa sahabatnya Persilatan Pandan Alas melaporkan
diri Bergabung dengan Ikatan Pencak silat Indonesia IPSI, setelah di
telaah dan di survei Oleh IPSI bahwa gerakan senam dan jurus yang
dimiliki persilatan Pandan Alas ini merupakan gerakan seni Beladiri
pencak Silat, selanjutnya pada tanggal 10 November 1972 Turunlah surat
keputusan dari IPSI yang Menerangkan Bahwa Keluarga Persilatan Ki Ageng
Pandan Alas ini di Akui sebagai anggota Oleh IPSI. maka tanggal 10
November 1972 tersebut di Ploklamirkan sebagai hari berdirinya
Persilatan Ini.
Persilatan ini bukan lah Pecahan dari perguruaan
lain. persilatan ini lahir dari seorang KUSTARI ADY ANDAYA yang
mendapatkan semua senam dan jurus dari para Gurunya melalui media MIMPI
yang berangsur-angsur ia dapatkan, seperti antara sadar dan tidak sadar
ia ada yang menyerang dan dari serangan-serangan itulah tersusun sebuah
Jurus-Jurus yang di miliki keluarga persilatan ini, Untuk Jurus Rohani
Persilatan ini pun terus mencari yaitu semua yang tertulis di dalam AL
Qur’an dan Al hadist, sehingga antara jurus gerak(kanuragan) dan jurus
Rohani bila di gabungkan akan menjadi suatu Jurus yang Bernama Jurus
Taqwa yaitu suatu Jurus yang Meng Esakan Allah SWT, karna Tidak ada daya
serata Upaya yang dapat dicapai Manusia tanpa se ijin Allah
sumber: http://laskarkiagengpandanalaskediri.blogspot.co.id/2011/04/sejarah-singkat-berdirinya-keluaga.html
SEJARAH KI NGABEHI SOERODIWIRDJO (Pencipta Aliran Setia Hati)
Ki
Ngabehi Soerodwirdjo/ Masdan lahir pada hari Sabtu Pahing 1869, beliau
adalah keturunan dari bupati Gresik. Ayahnya bernama Ki Ngabehi
Soeromiharjo adalah manteri cacar Ngimbang-Lamongan yang memiliki 5
putera, yaitu: Ki Ngabehi Soerodwirjo (Masdan), Noto/Gunari (di
Surabaya), Adi/ Soeradi (di Aceh), Wongsoharjo (di Madiun), Kartodiwirjo
(di Jombang). Saudara laki2 dari ayahnya R.A.A Koesomodinoto menjabat
sebagai bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro
Katong dari Ponorogo (Putra Prabu Brawijaya Majapahit).
Pada
tahun 1883 beliau lulus sekolah rakyat 5 tahun, selanjutnya ikut saudara
ayahnya Ki Ngabehi Soeromiprojo yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo
kemudian pindah sebagai Wedono Sedayu-Lawas Surabaya. Saat berumur 15
tahun beliau magang menjadi juru tulis Op Het Kantoor Van De Controleur
Van Jombang, disana sambil belajar mengaji beliau juga belajar pencak
silat yang merupakan dasar dari kegemaranya untuk memperdalam pencak
silat di kemudian hari.
Pada tahun 1885 beliau magang di kantor
Kontroleur Bandung, dari sini beliau belajar pencak silat kepada
pendekar2 periangan/pasundan sehingga didapatlah jurus2 seperti:
Cimande, Cikalong, Cipetir, Cibaduyut, Cilamaya, Ciampas, Sumedangan.
Pada
usia 17 tahun (1886) beliau pindah ke Batavia/ Jakarta, dan
memanfaatkan untuk memperdalam pencak silat hingga menguasai jurus2:
Betawen, Kwitang, Monyetan, Permainan toya (stok spel).
Pada 1887
beliau ikut kontrolir belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar
gerakan2 mirip jurus2 dari Jawa barat. Pertengahan tahunnya ikut
kontroler belanda ke Padang, dan bekerja tetap pada bidang yang sama.
Didaerah Padang hulu dan hilir beliau mempelajari gerakan2 yang berbeda
dari pencak Jawa. Selanjutnya beliau berguru kepada Datuk Raja Betuah
seorang pendekar dan guru kebatinan dari kampung Alai, Pauh, kota
Padang. Pendekar ini adalah guru yang pertama kali di Sumatera Barat.
Datuk Raja Betuah mempunyai kakak bernama Datuk Panghulu dan adiknya
bernama Datuk Batua yang ketiganya merupakan pendekar termasyur dan
dihormati masyarakat.
Pada usia 28 tahun beliau jatuh cinta kepada
seorang gadis padang, puteri seorang guru ilmu kebatinan yang berdasar
islam (tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi
bebana, dengan menjawab pertanyaan dari sang gadis pujaan yang berbunyi
"SIAPAKAH MASDAN INI" dan "SIAPAKAH SAYA INI". Karena tidak bisa
menjawab pertanyaan itu dengan pikiranya sendiri maka beliau berguru
kepada seorang ahli kebatinan bernama Nyoman Ida Gempol yaitu seorang
punggawa besar kerajaan bali yang dibuang belanda ke padang. Ia dikenal
dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (bandingkan dengan nama desa
Winongo-Madiun-Tengah-Madya). Dari sini Ki Ngabehi mendapat falsafah TAT
TWAM ASI(ia adalah aku).
Kemudian pada tahun yang sama beliau
belajar pencak silat selama 10 tahun kepada pendekar Datuk Raja Batuah
dan mendapat tambahan jurus2 dr daerah padang, antara lain: Bungus (uit
de haven van teluk bayur), Fort de Kock, Alang-lawas, Lintau, Alang,
Simpai, Sterlak. Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun
berupa pakaian hitam komplit.
Selanjutnya ilmu yang diperoleh dari
Nyoman Ida Gempol disatukan dengan pencak silat serta ilmu kebatinan
yang diperoleh dari Datuk Raja Batuah sehingga menjadi aliran pencak
silat baru yang nantinya oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo dinamakan SETIA
HATI.
Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat
dijawab dengan ilmu dr setia hati diatas dan gadis itu menjadi istri
beliau, tetapi dari perkawinan ini belum mempunyai keturunan.
Pada
usia 29 tahun beliau bersama istrinya pergi ke Aceh dan bertemu adiknya
yang bernama Soeradi yang menjabat sebagai kontrolir DKA di
LhoukSeumawe, didaerah ini beliau mendapat jurus kucingan dan permainan
binja. Pada tahun tersebut guru besar beliau Raja Kenanga Mangga Tengah
diizinkan pulang ke bali. Ilmu beliau dapat dinikmati saudara2 SH dengan
motto "GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN" "GERAK BATIN TERCERMIN
OLEH GERAK LAHIR".
Tahun 1900 Ki Ngabehi kembali ke betawi bersama
istrinya dan beliau bekerja sebagai masinis stoom wals. Kemudian beliau
bercerai, dimana ibu Soerodoworjo pulang ke padang dan beliau ke
bandung.
Tahun 1903 KiNgabehi kembali ke Surabaya dan menjabat
sebagai polisi dienar hingga mencapai pangkat sersan mayor. Di Surabaya
beliau terkenal dengan keberanianya menumpas kejahatan, kemudian beliau
pindah ke ujung dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan
pelaut2 asing.
Pada tahun ini beliau mendirikan persaudaraan
SEDULUR TUNGGAL KECER-LANGEN MARDI HARDJO (Djojo Gendilo) pd Jum'at legi
10 Suro 1323 H.
Pada tahun 1905 untuk kedua kalinya beliau
melangsungkan pernikahan yaitu dengan ibu Sarijati yang saat itu berusia
17 tahun, dari pernikahan ini mendapatkan 3 orang putra dan 2 orang
putri dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil.
Beliau
berhenti dari polisi Dienar (1912) bersamaan dengan meluapnya rasa
kebangsaan Indonesia yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian
pergi ke Tegal ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata
yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.
Tahun 1914 beliau
kembali ke Surabaya dan bekerja pd DKA Surabaya, selanjutnya pindah ke
Madiun di Magazijn DKA dan menetap di desa Winongo, Madiun.
Persaudaraan
DJOJOGENDILO CIPTO MULJO diganti nama menjadi Persaudaraan "Setia Hati"
Madiun pada tahun 1917. Tahun 1933 beliau pensiun dari jabatanya dan
menetap di desa Winongo, Madiun.
Tahun 1944 beliau jatuh sakit dan
akhirnya wafat pada hari jum'at legi 10 Nov 1944 jam 14.00 (bulan Selo
tanggal 24 tahun 1364 H) di rumah kediaman beliau di Winongo, dan di
makamkan di pasarean Winongo degnan Kijing batu nisan granik dan
dikelilingi bunga melati.
Pesan beliau sebelum wafat :
Jika saya sudah berpulang keRahmatullah supaya saudara2 SH tetap bersatu hati, tetap rukun lahir batin;
Jika saya meninggal dunia harap saudara2 SH memberi maaf kepada saya dengan tulus ikhlas;
Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih hidup di dunia fana ini;
Al-Qur'an Surat Yasin ayat 1 & 58.A
sumber: http://literatursejarah.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-ki-ngabehi-soerodiwirdjo.html
SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO MADIUN
Sejarah
persaudaraan "Setia-Hati" disingkat S-H berawal pada tahun 1903 yaitu
dengan didirikanya persaudaraan SEDULUR TUNGGAL KECER dikampung Tambak
Gringsing-Surabaya oleh almarhum Bpk Ki Ngabehi Soerodwirjo dengan nama
kecilnya Masdan. Saat itu nama permainan seni pencak silatnya adalah
JOYO GENDILO dan hanya dengan 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu
Noto/ Gunadi (adik kandung Ki Ngabehi Soerodwirjo) dan Kenevel Belanda.
Pada tahun 1915 nama permainan seni pencak silatnya berubah menjadi JOYO
GENDILO CIPTO MULYO. Organisasi itu mendapat hati di kalangan
masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak silat
terbuka di alun2 kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat karena
memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917 inilah
oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo diganti nama menjadi PERSAUDARAAN SETIA
HATI.
Ki Ngabehi Soerodwirjo wafat pada tanggal 10 Nov 1944,
dimakamkan di makam desa Winongo,Madiun. Ibu Soerodwirjo (ibu Surijati)
wafat pada tanggal 6 April !969 di makamkan di Winongo juga.
Tujuan/
sasaran SH yang ditempuh adalah : Bela negara, mengolah raga dan batin
untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup,
kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat,
dengan jalan mengajarkan SILAT (Pencak Silat) sebagai olahraga atas
dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, yaitu dengan
meninggalkan semua yang menjadi larangan Allah dan melaksanakan semua
perintah-perintahNya (MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR MA'RUF NAHI
MUNKAR). SH mengenal falsafah kesosialan tanpa batas dari hindu yang
berbunyi TAT TWAM ASI (ia adalah kamu) serta falsafah Jawa KEMBANG TEPUS
KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan/ kalau dicubit terasa
sakit jangan mencubit orang lain).
Jelaslah bahwa ajaran ini
ajaran yang mulia edi peni dan adi luhung. Oleh karena itu tidak
mengherankan bagi kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat
menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.
Sejak tahun 1964, SH
mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan
keadaan juga, sebagian besar saudara2 SH sudah banyak yg lanjut usia,
ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak
saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang
masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau
keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan
mengalami kepunahan.
Untuk menghindari hal tersebut serta untuk
melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pd
tanggal 15 Oktaber 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak
(mengaktifier) kegiatan2 SH dengan serentak. Gerakan ini mendapat
perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang kuat dari
masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM serta ikut
Memayu Hayuning Bawono, membantu negara/ pemerintah dalam bidang
ketertiban dan keamanan.
Dengan meningkatkan latihan jasmani
(pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat
diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader
bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan
negara.
Kepada para Tunas Muda "SH" diajarkan pelajaran pencak
silat yang berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar)
dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua
dalam Persaudaraan "Setia Hati" Winongo. Dengan metode ini maka seluruh
pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat
berhasil dengan sukses.
Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus
dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi
menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya
dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran
tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu
merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada
paksaan.
Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di
Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan
silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan
silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas
Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk
menjadi saudara harus datang dan diKECER di Madiun, Jawa Timur. Hal ini
untuk menjaga kemurnian aliran S-H mereka dan itulah yang menjadikan
ikatan persaudaraan dalam perguruan ini sangat indah.
sumber: http://literatursejarah.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-persaudaraan-setia-hati-tunas.html
SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
PSHT
didirikan pada tahun 1922 dengan nama Pencak Sport Club (PSC) oleh Ki
Hadjar Hardjo Oetomo, beliau adalah mantan murid Ki Ngabehi Soerodwirjo
(pendiri SH) yang di kecer tahun 1917.
Adanya perbedaan pandangan
antara Ki Ngabehi Soerodwirjo (pendiri SH) dengan Ki Hadjar Hardjo
Oetomo (murid Ki Ngabehi) inilah yang melatar belakangi berdirinya PSC.
Menurut Pandangan :
Ki Ngabehi Soerodwirjo : SH bukan tempat/ wadah perjuangan bangsa untuk
pencapaian kemerdekaan, tetapi merupakan perkumpulan pencak silat dan
tidak membedakan SARA;
Ki Hadjar Hardjo Oetomo : SH adalah sarana menggalang persatuan dan alat perjuangan pencapaian kemerdekaan.
Karena
perbedaan tersebut maka Ki Hadjar Hardjo Oetomo keluar dari SH dan
mendirikan SH yang baru/ SH muda pada 1922 dengan nama Pencak Sprort
Club (PSC) dan mengadakan latihan di Pilangbango Madiun.
Jadi saat
itu telah ada dua SH (SH dibawah Ki Ngabehi yang merupakan pendiri asli
dan SH Muda/ PSC dibawah Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang merupakan mantan
muridnya).
Pencak Sport Club berganti nama menjadi SH Pemuda Sport
Club dengan alasan untuk mengembalikan jati dirinya sebagai perguruan
yang beraliran SH, selain itu juga untuk menghindari pembubaran
perguruan oleh belanda karena saat itu belanda sangat melarang
perkumpulan bela diri terutama yang memakai istilah pencak. Belanda
khawatir dengan ramalan akan bangkitnya perjuangan rakyat Indonesia.
Hal
inilah yang membuat Ki Ngabehi (pendiri SH) tidak mau menjadikan
perguruanya sebagai wadah perjuangan. Beliau memiliki strategi yang
lebih baik karena berpengalaman bekerja pada belanda, strategi beliau
adalah menempatkan organisasi pada tempat aman (tanpa titel "wadah
perjuangan") dan hanya sebagai tempat untuk melahirkan kader-kader
perjuangan saja. Hal ini untuk menjaga agar mesin penghasil kader
perjuangan tetap terjaga sehingga api perjuangan tidak pernah padam.
PSHT
dalam perkembanganya dibesarkan oleh RM Imam Koesoepangat murid dari
Muhammad Irsyad (kadhang SH-PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar
Hardjo Oetomo.
Pada tahun 1942 atas inisiatif S.Soerengpati (tokoh
Indonesia muda) maka SH Pemuda Sport Club berganti nama menjadi
Persaudaraan Setia Hati Terate hingga saat ini. Pada saat itu PSHT
bersifat perguruan tanpa organisasi. Tahun 1948 atas prakarsa Soetomo
Mengkoedjojo, Darsono dll mengadakan konferensi dirumah Ki Hadjar Hardjo
Oetomo dan menetapkan terate diubah menjadi organisasi dengan diketuai
Oetomo Mangkoewidjojo dan wakilnya Darsono.
Adapun arti yang terkandung dalam lambang PSHT antara lain:
Segi empat panjang bermakna perisai;
Dasar hitam bermakna kekal dan abadi;
Hati putih bertepi merah bermakna cinta kasih ada batasnya;
Merah melingkari hati putih bermakna berani mengatakan yang ada dihati/ kata hati;
Sinar bermakna jalanya hukum alam/hukum kelimpahan;
Bunga teratai bermakna kepribadian yang luhur;
Bunga teratai mekar, setengah mekar dan kuncup bermakna dalam bersaudara tidak membeda-bedakan latar belakang;
Senjata silat bermakna pencak silat sebagai benteng persaudaraan;
Garis putih tegak lurus di tengah merah bermakna berani karena benar, takut karena salah;
Persaudaraan Setia Hati Terate bermakna mengutamakan hubungan antar
sesama yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas dan bersih. Apa yang
dikatakan keluar dari hati yang tulus. Kepribadian yang luhur;
Hati putih bertepi merah terletak ditengah-tengah lambang bermakna netral.
Adapun tingkatan-tingkatan dalam PSHT antara lain :
Siswa/calon saudara (latihan pencak silat dasar dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil);
Warga/ saudara SH (setelah menamatkan pencak silat dasar dan disahkan).
Pada tingkat ini dibagi menjadi tingkat I (ester trap), tingkat II
(twede trap), tingkat III (derde trap).
sumber: http://literatursejarah.blogspot.co.id/2010/01/sejarah-persaudaraan-setia-hati-terate.html
Sejarah Berdirinya Pencak Silat Cempaka Putih
Bapak
Wagiman, beliau dilahirkan di kota Magetan pada tanggal 31 januari
1944. pada tahun 1966 adalah masa peralihan zaman orde lama ke zaman
orde baru di Negara Indonesia. Dengan penuh tantangan dan kendala Bp.
Wagiman pada masa itu mulai merintis dan menata kesinambungan budaya
pencak silat yang telah diwarisinya.
Pada saat itu di kabupaten
Magetan masa kekosongan Organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Jadi Organisasi Pencak Silat yang berada di kabupaten Magetan pada
waktu itu masih berdiri sendiri tanpa induk organisasi IPSI. Pada tahun
1969, atas nama komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Cabang
Magetan menunjuk dan mengangkat Bp. Wagiman menjadi ketua IPSI cabang
Magetan pada kurun waktu tahun 1969 sampai tahun 1971. pada masa inilah
Bp. Wagiman mulai aktif menggerakkan kegiatan IPSI, untuk mengisi
kekosongan aktifitas IPSI cab. Magetan. Tepatnya pada tanggal 1 april
1971, secara resmi digiatkannya olah raga bela diri pencak silat yang
mendapat rekomendasi dan ijin dari kepala Kepolisian Resort 1054 Magetan
dan Komandan KODIM 0804 Magetan, yang akhirnya ini merupakan cikal
bakal berdirinya organisasi olah raga bela diri pencak silat cempaka
putih.
Tepatnya pada tanggal 18 juli 1974 dengan diberi nama
Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih secara resmi didirikan oleh
Bapak Wagiman. Kemudian diakui dan terdaftar pada IPSI cab. Magetan
dengan surat keputusan No. 3/6/IPSI/74 kemudian dinyatakan sebagai pusat
induk Organisasi Olah Raga Pencak Silat Cempaka Putih berada di Magetan
Provinsi Jawa Timur.
Di dalam mendirikan Organisasi Olah Raga
Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih, Bapak Wagiman mendapat dukungan
dari para pendekarnya antara lain:
1.Kol. Pol. Drs. Cuk sugiarto, MA.
2.Letkol Pol. Drs. Pranowo
3.Kapten Inf. Purn. Ngadeni
4.Lettu Pol. Sukar H.W
5.Lettu Pol. Puguh
6.Peltu Pol. Purn. Masdar
7.Peltu Pol. Purn. Mulyono H.S
8.H. Soemarmo
9.Purdjito
10.Ahmad Nidom
11.Maelan
12.Kusnidi
Didalam pengembangan telah disiapkan pula para pelatih yang handal antara lain:
1.Drs. Kusdi
2.Sugeng Haryono
3.Syukurno
4.Suprapto
5.Totok Suprapto
Dengan
modal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Olah Raga
Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih dan dengan landasan spiritual:
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, landasan moral: pancasila, serta
landasan operasional : panca setia cempaka putih, dengan semboyan WIRO
YUDHO WICAKSONO dan lambing bunga cempaka berwarna putih berdiri dengan
kokoh dan mekar berkembang di seluruh wilayah persada nusantara
Di
dalam pengembangannya Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih
berpedoman pada ajaran-ajaran dan kaidah-kaidah pencak silat, serta
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang serba maju dan modern.
Dengan bekal ilmu lahir maupun batin yang dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk bahan pendidikan dan pembinaan yang meliputi:
Ilmu Teknik Pencak Silat
Ilmu Tenaga dalam
Ilmu terapi ( penyembuhan )
Ilmu kerohanian
Kini
Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih telah
berkembang pesat dan telah mencetak jutaan pendekar yang terdiri dari
tiga tingkatan warga, yaitu:
Tingkat Warga Purwa
Tingkat Warga Madya
Tingkat Warga Wasana
Tingkat Warga Dwija
Tingkatan dalam PENCAK SILAT CEMPAKA PUTIH
Tingkat I / PURWA
1.materi pendidikan dan latihan
a.tehnik pencak silat
-gerakan dasar
-senam dasar
-jurus pencak silat purwa
-jurus pencak silat bela diri dasar
b.ilmu tenaga dalam (kontak I)
c.Pembinaan Kerohanian, Mental, Sikap dan kepribadian
2.Tingkat Sabuk Siswa a.tingkat sabuk polos
b.tingkat sabuk kuning
c.tingkat sabuk hijau
d.tingkat sabuk biru
TINGKAT II / MADYA
1.materi pendidikan dan latihan
a.teknik pencak silat
-jurus pencak silat laga
-jurus pencak silat bela diri
-jurus pencak silat seni (jurus prasetya IPSI)
b.Ilmu Tenaga Dalam (kontak II)
c.Ilmu Terapi Dasar
d.Kerohanian, Mental, Sikap dan Kepribadian
TINGKAT III / WASANA
1.Materi Pendidikan dan Latihan
a.Pengunaan Teknik Pencak Silat
-gerakan dasar
-senam dasar
-jurus pencak silat purwa
-jurus pencak silat madya
-jurus pencak silat bela diri (purwa dan madya)
-jurus pencak silat seni (prasetya IPSI)
b.penggunaan ilmu tenaga dalam
-Kontak I
-Kontak II
-Kontak III
c.penggunaan Ilmu Terapi
-tingkat dasar
-tingkat lanjutan
d.penguasaan keorganisasian PSCP
e.penguasaan ilmu pengetahuan umum
f.kemantapan kerohanian, Mental, Sikap dan Kepribadian
2.calon warga wasana diperoleh atas dasar potensi anggota warga MADYA
yang memenuhi kriterian
3. KETENTUAN DIATUR DALAM PERATURAN ORGANISASI
sumber:
http://perguruanpencaksilatcempakaputih.blogspot.co.id
http://pscp.blogspot.co.id/2008/07/tingkatkan-dalam-pencak-silat-cempaka.html
SEJARAH GUBUG REMAJA
Pada
suatu massa lahirlah seorang pertapan sakti mandraguna bernama
R.KOESIAR beliau mempunyai 5 orang putra-putri yg salah satunya bernama
R.KOESHARTOYO dan R.AGOENG."Pada massa itu bangsa Indonesia sedang
terpuruk karna di jajah oleh Belanda ,untuk menjaga keselamatan
keluarganya R.KOESIAR membekali putra-putrinya dengan ilmu Kadikdayan
dan pencak silat yang dimilikinya. Dari ke -5 putanya R.KOESHARTOYO dan
R.AGOENG lah yg paling menonjol mewarisi semua ilmunya, Dalam pengolahan
Ilmu kanuragan dua bersodara tersebut berkeliling nusantara untuk
bersemedi diberbagai tempat sesuai petunjuk ayah sekaligus guru beliau
berdua,dalam peroses penggembaraan mereka berdua ilmu yg mereka miliki
mereka manfaatkan untuk menolong masyarakat yg sedang dalam kesulitan
pada massa itu. Setelah kadikdayan dan ilmu kesaktian mereka mencapai
tinggkat yg tertinggi mereka kembali ke desa KETANGGI-NGAWI -JAWA TIMUR.
Melihat
kesengsaraan rakyat pada massa itu jiwa patriotisme beliau berdua
sebagai anak bangsa yg mencintai negaranya tumbuh. Pada tahun 1935
beliau berdua merekrut rakyat untuk berlatih ilmu pencak silat dan
kanuragan di desa ketanggi -ngawi yg diberi nama TABIB KETIMURAN GUBUG
adapun aliran dan ajarannya ialah seni pencak silat dan kerohania yg
bersifat SEMEDI dan MUJO SEMEDI.ajaran ini berttik tumpu untuk
melumpuhkan musuh secara fatal baik melalui tanggan kosong bebagai jenis
senjata maupun kanuraganya.Pergerakan TABIB KETIMURAN GUBUG sempat
membuat bangsa belanda gentar dan tercerai beri pada massa
itu,Perjuangan beliau berdua diteruskan hingga Indonesia merdeka
1945..
Pada tahun 1948 patriotisme TABIB KETIMURAN GUBUG diuji
lagi oleh pemberontakan PKI. pada massa itu PKI akan membumi hangus kan
rakyat dan para pejabat.Melihat hal itu R.KOESHARTOYO dan R.AGOENG
geram, pasukan TABIB KETIMURAN GUBUG yg dipimpin oleh dua bersodara
tersebut berhasil membebaskan seluruh tahanan yg ditahan PKI. dengan hal
itu PKI marah maka terjadi perang antar TABIB KETIMURAN GUBUG dengan
PKI, dengan bekal ilmu dan kanuragan TABIB KETIMURAN GUBUG maka PKI
kalah pada waktu itu. untuk menyiasati ini PKI mempunyai cara licik,
sebagian tahanan yg tersisa di bawa ke KETANGGI utuk dibunuh didepan
R.KOESHARTOYO dan R.AGOENG .dengan jiwa yg tak gentar R.KOESHARTOYO
mengorbankan jiwa dan raganya demi menebus keselamatan rakyat pada massa
itu dengan syarat PKI akan melepaskan rakyat setelah R.KOESHARTOYO
wafat. dikisakan dalam peroses meninggalnya R.KOESHARTOYO dipenuhi
dengan keajaiban2 yg tak bisa di jelaskan ,
beliau di tembak di
bacok bahkan dilempar geranat tidak bergeser sedikitpun dari tempat
beliau berdiri dan disaksikan masyarakat banyak ,setelah beliau berpesan
beliau hanya bisa meninggal dengan keris yg dimilikinya sendiri untuk
ditusukkan di pangkal lidah beliau barulah beliau terungkur tak berdaya.
sebelum beliau meninggal beliau berpesan kepada adik beliau R.AGONG
untuk memandikan jenasah beliau setelah meninggal di sungai tempur maka
beliau akan hidup kembali .
"GUBUG REMAJA" adalah
penerus perguruan pencak silat "TABIB KETIMURAN GUBUG" yang didirikan
oleh almarhum. R.KOESHARTOYO pada tahun 1935 di desa ketanggi
KAB.Ngawi.
" TABIB KETIMURAN GUBUG " adalah olah raga pencak
silat, yang merupakan seni bela diri bersifat semedi dan mujo semedi.
Setelah meninggalnya sesepuh "TABIB KETIMURAN GUBUG" perguruan pencak
silat ini diteruskan oleh adik kandung beliau yaitu R.AGOENG, tetapi
dengan asuhan beliau ajaran-ajaran atau kegiatan-kegiatan hanya
dikhususkan pada ajaran yang bersifat pencak silat dan hanyalah olah
raga seni bela diri.
Pada tahun 1972 beliau R. AGOENG wafat, dan
beliau tidak meninggalkan pesan atau dawuh apapun baik kepada seluruh
keluarga maupun siswa anak cucu tersebut, hanya beliau waktu masih
hidupnya pernah memberi wawasan kepada salah satu siswanya dengan pesan :
" kalau mengembangkan pencak silat ini kembangkanlah dengan cara yang
baik".
Dengan berkat dorongan bapak Ashadi Daman Nuri selaku ketua
IPSI (Ikatan pencak silat Indonesia) Kab, Ngawi, Maka oleh pamerkasa
pendiri yaitu Sdr. Slamet Binurwoto di hubungilah rekan-rekan sesepuh
perguruan untuk mendirikan (membangkitkan) pencak silat "GUBUG" ini yang
sempat terhenti sejenak karena meninggalnya para sesepuh tersebut.
Maka
pada tanggal 01 Agustus 1974 melalui musyawarah warga dan keluarga,
anak cucu bekas siswa "GUBUG" yang terlebih dahulu mendapatkan izin dan
restu persetujuan dua tokoh ahli waris yang ada yaitu :
1. R.HARMADI SOSROWARDOYO ( Pensiunan JAKSA dengan alamat JL. PB Soedirman Tulung Agung )
2. Mayjen TNI AD prof. Dr. MUSTOPO (Guru besar Unerversitas Dr. MUSTOPO Jakarta)yang beralamatkan Leungkur I-84 Kebayoran Baru.
Telah
diputuskan dan diberdirikan kembali perguruan "GUBUG" yang diberinama
Perguruan pencak silat "GUBUG REMAJA" Yaitu hasil dari meniadakan
kata-kata "TABIB KETIMURAN" dan mempertahankan kata "GUBUG", maka diberi
tambahan kata "REMAJA" pada belakang kata "GUBUG". dan bila digabung
akan membentuk kata "GUBUG REMAJA",Yang bermaksud bahwa Perguruan Pencak
Silat ini diteruskan oleh tunas remaja, anak cucu dan murid-murid
perguruan.
Adapun KETUA UMUM di tunjuk dan diputuskan ahli waris
garis lurus kedua tokoh GUBUG yang dipercayakan kepada : R. DIPOYONO
KOESHARTOYO semenjak tahun 1974 - 1986 perguruan tersebut berkembang
dengan baik, dn pada tanggal 6 oktober 1986 beliau Bapak R. DIPOYONO
KOESHARTOYO telah menghibahkan perguruan tersebut kepada anak didik
kedua tokoh tersebut dengan mengadakan musyawarah warga dan keluarga
yang ada di Ngawi. Adapun ketua umum yang di tunjuk sebagai pengganti
beliau adalah Bapak M. SUYUT SYAMSURI.
Pada tahun 1994 Bapak SUYUT
SYAMSURI meninggal dunia sehingga tampuh kepengurusan dipegang kembali
oleh Bapak R. DIPOYONO KOESHARTOYO. Karena beliau merasa sudah tua maka
beliau memberikan restu kepada " SUYANTI SH " ( PUTRI KANDUNG DARI BAPAK
R. AGOENG ) menjadi pimpinan pusat perguruan "GUBUG REMAJA" Ngawi ,
Jawa Timur, Indonesia dari hasil musyawarah seluruh warga GUBUG REMAJA
INDONESIA, keluarga besar Bapak R. KOESHARTOYO dan Bapak R. AGOENG, pada
tanggal 23 november 2010 di Sketariat Pusat "GUBUG REMAJA" di jl. kyai
mojo no.08 ngawi, jawa timur, indonesia.
sumber:
http://gubugremaja1935.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-gubug-remaja.html
http://waruoyengmailcom.blogspot.co.id/2011/02/sejarah-singkat-perguruan-pencak-silat.html
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar